Allahu akbar
r 3 t
Senin, 11 Mei 2015
Senin, 13 Oktober 2014
Kampus ; STMIK MIC (
Media Informatika Cendikia )
Materi Kuliah ;
Pengantar Manajemen Umum (PMU)
Dosen; Asep Jalaludin
ST.MM
Kelompok ; E
Sarifudin,Rijal tri A
(Pembuat makalah)
Rijal Tri A (Pemateri)
Rijal Tri A (Moderator)
Erwan (Notulen)
MAKALAH
MANFAAT DAN PENERAPAN ERP DI
PT. GARUDA INDONESIA
(Dibuat untuk melengkapi
tugas mata kuliah pengantarmanajamenumum)
STMIK MIC CIKARANG
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
2014
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah S.W.T.
karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
”MANFAAT
DAN PENERAPAN ERP DI PT. GARUDA INDONESIA”
Keberhasilan dalam penyusunan makalah
ini tentu tidak lepas dari beberapa pihak yang ikut membantu demi kelancaran
dan kesempurnaannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kami mengucapkan banyak terima kasih sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Asep Jalaludin, S.T, M.M selaku dosen mata kuliah pengantar manajamen umum.
2. Semua pihak yang telah membantu makalah ini yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan. Namun
penulis telah berusaha sekuat tenaga dan pikiran untuk memperoleh hasil makalah
dengan baik. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Hormat Kami
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kebutuhan untuk
melakukan pertukaran informasi secara cepat, tepat dan akurat telah membuat
banyak perusahaan mencoba membuat sebuah sistem yang dapat menyediakan
informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan masing-masing perusahaan. Efisiensi dan efektifitas merupakan alasan
dasar untuk melakukan perbaikan dari sistem yang lama ke bentuk sistem yang
lebih baik lagi.
ERP (Enterprise Resource Planning) adalah
sebuah sistem yang di gunakan untuk mengoptimalkan dan mengefisienkan setiap
pertukaran informasi di sebuah
perusahaan, adalah untuk . ERP
diawali oleh munculnya MRP (Material Requirement Planning) yang digunakan
untuk pembuatan bill of material,
lalu berkembang menjadi MRP II dimana financial
accounting (telah menjadi bagian dalam sistem dan setelah banyaknya kebutuhan informasi yang diperlukan
oleh perusahaan, maka terbentuklah sistem ERP yang menghubungkan semua bagian
perusahaan menjadi lebih efesien dan saling berintegrasi satu sama lain.
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia
yang berkonsep sebagai full service
airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Sistem yang terintegrasi pada
semua bagian telah mendorong banyak perusahan beralih menggunakan ERP dalam
memenuhi kebutuhan data dan informasi mereka, sehingga pada akhirnya PT. Garuda
Indonesia beralih dari sistem GA2000 ke sistem SAP.
1.2 Rumusan
Masalah
Dalam karya
tulis ini batasan masalah yang akan dibahas adalah :
- penerapan sistem ERP pada PT. Garuda Indonesia
- analisi tujuan jangka panjang
1.3 Tujuan
Penulisan
Karya tulis ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak penggunaan ERP pada PT. Garuda
Indonesia serta kendala yang terjadi pada saat penerapan ERP.
1.4 Manfaat
Penulisan
Manfaat yang
dapat diambil dari karya tulis ini adalah untuk memahami apa itu ERP dan
Bagaimana penerapan dalam perusahaan.
1.5 Sistematika
Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ini adalah :
BAB I : Latar
belakang, Rumusan Masalah, Tujuan penulisan, Manfaat penulisan, Sistematika
penulisan, dan Metode penulisan.
BAB II : Landasan Teori, Profil Perusahaan, ERP
& SAP, Penerapan ERP pada PT Garuda Indonesia.
BAB III : Kesimpulan, Saran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan
Teori
Menurut Enterprise Resource Planning:
Global Opportunities & Challenges (Liaquat Hossai), Sistem ERP atau sistem perusahaan adalah sistem
perangkat lunak untuk manajemen bisnis, mencakup modul pendukung divisi
fungsional seperti perencanaan, manufaktur, penjualan, pemasaran, distribusi,
akuntansi, keuangan, MSDM, manajemen proyek, manajemen persediaan, pelayanan
dan pemeliharaan, transportasi dan e-business.
SAP adalah produk perangkat lunak
ERP yang mempunyai kemampuan untuk
mengintegrasikan berbagai macam aplikasi bisnis, dimana setiap aplikasi
mewakilkan area bisnis tertentu.
2.2
SEJARAH
2.2.1 PERUSAHAAN
Sejarah Garuda Indonesia sebagai
bagian dari sejarah industri penerbangan komersial di Indonesia dimulai ketika
bangsa yang muda ini berjuang untuk kemerdekaannya.
Penerbangan komersial pertama dari Calcutta ke Rangoon dilakukan pada 26 Januari 1949, dengan pesawat Douglas DC-3 Dakota bernomor “RI 001” yang bernama “Indonesian Airways”. Di tahun yang sama, pada 28 Desember 1949, pesawat DC-3 lain yang terdaftar sebagai “PK-DPD” dengan logo “Garuda Indonesian Airways” terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Ini adalah penerbangan pertama yang dilakukan atas nama Garuda Indonesian Airways.
Penerbangan komersial pertama dari Calcutta ke Rangoon dilakukan pada 26 Januari 1949, dengan pesawat Douglas DC-3 Dakota bernomor “RI 001” yang bernama “Indonesian Airways”. Di tahun yang sama, pada 28 Desember 1949, pesawat DC-3 lain yang terdaftar sebagai “PK-DPD” dengan logo “Garuda Indonesian Airways” terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Ini adalah penerbangan pertama yang dilakukan atas nama Garuda Indonesian Airways.
Setahun
kemudian, pada 1950, Garuda Indonesia resmi terdaftar sebagai Perusahaan
Negara. Pada periode tersebut,
perusahaan ini mengoperasikan armada yang terdiri dari 38 pesawat, termasuk 22
DC-3, 8 Catalina flying boat, dan 8 Convair 240. Armada ini terus bertambah,
dan Garuda Indonesia melakukan penerbangan pertamanya ke Mekkah ketika membawa
jemaah haji Indonesia pada 1956. Rute penerbangan oleh Garuda Indonesia ke
negara-negara Eropa dimulai pada 1965 dengan Amsterdam sebagai tujuan akhirnya.
Selama tahun 80-an, Garuda Indonesia melakukan restrukturisasi berskala besar untuk operasi dan armadanya. Pada masa inilah perusahaan ini mulai mengembangkan program pelatihan yang komprehensif untuk staf serta awak kabinnya, sekaligus mendirikan fasilitas pelatihan di Jakarta Barat yang dinamai Garuda Indonesia Training Center.
Selama tahun 80-an, Garuda Indonesia melakukan restrukturisasi berskala besar untuk operasi dan armadanya. Pada masa inilah perusahaan ini mulai mengembangkan program pelatihan yang komprehensif untuk staf serta awak kabinnya, sekaligus mendirikan fasilitas pelatihan di Jakarta Barat yang dinamai Garuda Indonesia Training Center.
2.2.2 PESAWAT
Berawal dari penerbangan perdana di
tahun 1949, Garuda Indonesia, yang sebelumnya bernama Garuda Indonesian
Airways, mulai mengembangkan armadanya. Garuda Indonesia pada saat itu
mengoperasikan satu pesawat Douglas DC-3 Dakota dan PBY Catalina. Berikutnya,
Garuda Indonesia mengoperasikan armada DH Heron and Convair 340.
Pada tahun 1956, untuk pertama
kalinya Garuda Indonesia melayani jamaah haji Indonesia ke tanah suci Mekkah di
Saudi Arabia, dengan menggunakan armada Convair 340.
Periode 1960-an adalah masa dimana
Garuda Indonesia tumbuh dengan pesat. Pada tahun 1961, armada Lockheed Electra
didatangkan ke Bandara Kemayoran, Jakarta. Lima tahun kemudian, Garuda
Indonesia memperkuat armadanya dengan jet empat mesin, yaitu Douglas DC-8. Di
samping itu, armada lain seperti DC-3/C-47 Dakota, Convair 340, Convair 440,
Lockheed Electra, Convair 990A, Fokker F-27 and DC-8 juga melengkapi kekuatan
maskapai Garuda Indonesia.
Kemudian pada tahun 1976, untuk
pertama kalinya Garuda Indonesia mengoperasikan pesawat berbadan lebar Douglas
DC-10, yang terdaftar sebagai PK-GIA. Satu tahun kemudian Garuda Indonesia
tidak lagi menggunakan pesawat turboprop engine Fokker F-27. Hal ini membuat
Garuda Indonesia sebagai satu-satunya maskapai yang hanya mengoperasikan
pesawat jet, yaitu dengan armada DC-10, DC-9, DC-8 dan F-28.
Perkembangan armada yang terus
melesat pada tahun 1980, membuat Garuda Indonesia mendatangkan pesawat berbadan
lebar Boeing 747-200. Dua tahun kemudian, maskapai membeli pesawat berbadan
lebar lainnya, yaitu Airbus A300B4 FFCC (Forward Facing Crew Cockpit). Pesawat
dengan kokpit yang berisi dua orang ini adalah ide dari Wiweko Soepono, mantan
Presiden Direktur Garuda Indonesia. Pada tahun 1984, barisan armada Garuda
Indonesia secara lengkap adalah Boeing 747-200, DC-10, Airbus A300B4, DC-9 and
F-28. Dengan 36 unit pesawat F-28, pada saat itu Garuda Indonesia adalah
operator F-28 terbesar di dunia.
Pada tahun 1994, Garuda Indonesia
memperkuat armadanya dengan pesawat berbadan paling lebar pada era 90-an, yaitu
Boeing 747-400. Sebagai tambahan, barisan armada Garuda Indonesia juga
dilengkapi dengan Boeing 737 seri 300, 400 dan 500.
Selanjutnya pada tahun 2009, Garuda
Indonesia menambah armada berteknologi tinggi, dengan memperkenalkan Airbus
A330-300 dan Boeing 737-800 Next Generation. Kedua jenis pesawat ini dilengkapi
dengan perangkat in-flight entertainment, Audio and Video on Demand (AVOD), di
setiap tempat duduknya. Perangkat ini memungkinkan penumpang untuk memilih
sendiri berbagai macam hiburan seperti film, program televisi, video musik dan
permainan. Sebagai tambahan, tenpat duduk Business Class Garuda Indonesia
Airbus A330 juga dapat sepenuhnya berbaring hingga 180 derajat (flat bed
seat).Kini pada tahun 2012, Garuda Indonesia kembali menyambut armada baru
Bombardier CRJ1000 NextGen.
2.2.3 LOGO
1949-1969
: Garuda Klasik
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
Garuda Indonesia berdiri ketika
Indonesia sedang berada di masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan, ketika
itu Garuda Indonesia menggunakan logo Garuda klasik sebagai simbol identitas.
Sisi atas pesawat berwarna putih, dengan warna merah sepanjang jendela, hal
ini melambangkan bendera nasional Indonesia yang berwarna Merah Putih. Pada
tahun awal berdirinya, Garuda Indonesia memiliki armada DC-3 propeller plane,
jet-engine Convair dan DC-8.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
1969-1985
: Logo Oranye
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
Memasuki tahun 1970-an, Garuda
Indonesia mengalami modernisasi. Logo diperbaharui dengan tulisan “Garuda”
dan garis berwarna oranye. Pada periode ini Garuda Indonesia semakin banyak
melayani masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Logo disematkan baik di
pesawat kecil seperti Fokker 27 dan DC-9, juga pada pesawat berbadan lebar
seperti DC-10, Boeing 747-200 dan Airbus A300B4. Logo ini segera
menjadi akrab dengan identitas baru Garuda Indonesia dan dikenal hingga ke
berbagai penjuru dunia.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
1985-2009
: Logo Burung Modern
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
Untuk mengantisipasi era
persaingan terbuka dari industri penerbangan nasional dan dunia, Garuda
kembali mengubah logonya pada tahun 1985. Kali ini Logo Garuda Indonesia
menggambarkan burung modern yang dilengkapi dengan tulisan Garuda Indonesia.
Warna dominan pada logo ini adalah biru dan hijau, yang diambil dari warna
alam Indonesia. Pada era ini, armada Garuda Indonesia diperkuat dengan
kedatangan Boeing 737, Boeing 747-400 dan Airbus 330-300.
2.3 Profil Perusahaan
Garuda Indonesia adalah
maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat ini
Garuda Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan
18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur Tengah,
China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda).
Sebagai bentuk kepeduliannya
akan keselamatan, Garuda Indonesia telah mendapatkan sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA). Hal ini
membuktikan bahwa maskapai ini telah memenuhi standar internasional di bidang
keselamatan dan keamanan.
Untuk meningkatkan
pelayanan, Garuda Indonesia telah meluncurkan layanan baru yang disebut "Garuda Indonesia Experience".
Layanan baru ini menawarkan konsep yang mencerminkan keramahan asli Indonesia
dalam segala aspek. Untuk mendukung layanan ini, semua armada baru dilengkapi
dengan interior paling mutakhir, yang dilengkapi LCD TV layar sentuh individual
di seluruh kelas eksekutif dan ekonomi. Selain itu, penumpang juga dimanjakan
dengan Audio and Video on Demand (AVOD),
yaitu sistem hiburan yang menawarkan berbagai pilihan film atau lagu, sesuai
pilihan masing-masing penumpang.
Saat ini Garuda Indonesia
memiliki tiga hub di Indonesia. Pertama adalah hub bisnis yang berada di
Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Kedua adalah hub di daerah pariwisata yang
berada di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Kemudian untuk meningkatkan
frekuensi penerbangan ke bagian timur Indonesia, Garuda Indonesia juga memiliki
hub di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Terlepas dari bisnis
utamanya sebagai maskapai penerbangan, Garuda Indonesia juga memiliki unit
bisnis (Strategic Business Unit/SBU)
dan anak perusahaan. Unit bisnis Garuda Indonesia adalah Garuda Cargo dan Garuda
Medical Center. Sedangkan anak perusahaan Garuda Indonesia adalah PT
Citilink Indonesia, yaitu maskapai tarif rendah (Low Cost Carrier), PT Aerowisata (hotel, transportasi darat, agen
perjalanan dan katering), PT Abacus Distribution System Indonesia (penyedia
layanan sistem pemesanan tiket), PT Aero System Indonesia/Asyst (penyedia
layanan teknologi informasi untuk industri pariwisawata dan transportasi) dan
PT Garuda Maintenance Facility (GMF
AeroAsia), yaitu perusahaan yang bergerak di bidang perawatan pesawat,
perbaikan, dan overhaul.
Visi dan Misi
Perusahaan
Visi Perusahaan
Menjadi
perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas
kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.
Misi Perusahaan
Sebagai
perusahan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan
Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan
memberikan pelayanan yang profesional.
2.4
Struktur Organisasi
Organisasi
dan Group
PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk. adalah maskapai pertama dan terbesar di Indonesia, Dengan pendekatan
berorientasi “melayani”, Garuda Indonesia bertujuan menjadi penyedia layanan
terdepan bagi wisatawan di negara inisekaligus menyediakan layanan pengiriman
barang melalui udara. Grup Garuda Indonesia pada saat ini memiliki lima anak
perusahaan yakni PT Aerowisata, PT GMF Aero Asia, PT Abacus Distribution
System, PT Gapura Angkasa dan PT Aero System Indonesia.
A.
Profil Dewan Komisaris
|
Langganan:
Postingan (Atom)